THE MANTAN BAGIAN 18

Curhatan Seorang Paggalung THE MANTAN Bagian ke-18 Sekitar pukul 11.00. Mentari semakin menyengat dan angin pun enggan berhembus. Bulir-bulir peluh berjatuhan membasahi pakaian Arkam. Sesekali ia menyeka keringat di keningnya dengan lengannya. Tangan kirinya menenteng sebuah ember berwarna hitam yang berisi bibit padi, sementara itu tangan kanannya sibuk melemparkan bibit-bibit padi itu ke lahan persemaian . Seusai menyemai bibit padi tersebut, Arkam berisirahat sejenak di pematang sawah. Ia kemudian meneguk air dari botol plastik yang sudah hampir lumutan. Ada perasaan lega di hatinya setelah menyemai bibit padi tersebut. "Udah selesai nak?" Tanya seseorang pria paruh baya yang datang dari arah timur. Pria tersebut memikul sebuah cangkul di bahu kananya, dan memegang parang panjang di tangan kirinya. Setelah minum beberapa teguk, Arkam menutup botol minumannya. "Alhamdulillah pak selesai juga." Jawabnya. "Sudah bisa santai-santai lagi lah kalau ...