THE MANTAN BAGIAN 10



THE MANTAN

Bagian ke-10
Gak Dibales

Khalil tampak gusar, pesan yang ia kirim sekitar sejam yang lalu belum juga mendapat balasan. Sesekali ia menengok ke hpnya lalu kemudian kembali memetik gitar akustik miliknya.

"Kenapa kamu lil, kok kayaknya gusar banget" Tanya  Tingko

Khalil kemudian meletakkan gitarnya. "Nih kok sms yang kukirim sejam yang lalu belum juga dibalas sama Ayu?"

Tingko menyeruput kopinya kemudian lanjut berbicara "Sudah kubilang bro, cewek itu kalau udah cantik dikit aja pasti bawaannya sombong dan sok cuek"

"Iya sih bro, tapi itu yang bikin mereka menarik"

"Menarik apanya? Malah bikin kesel. Muak aku sama cewek sombong" kata Tingko geram.

"Menarik lah bro, ada tantangannya. Sama seperti game, kalau gak ada tantangannya malah bikin gamenya gak menarik dan membosankan"

Wahyu merogoh koceknya dan mengambil hpnya kemudian membuka aplikasi game COC.  "Bener juga sih, tapi kalau smsmu gak dibales-bales gimana coba? Bukannya kamu jadi kesal nantinya?" Kata Tingko dengan tetap fokus ke layar hpnya.

"Apa aku telpon aja kali yah bro? mungkin saja dia gak punya pulsa jadi smsku gak di balas sama dia" Khali berusaha berfikir positif. Ia belum bisa menerima kenyataan bahwa pria tampan seperti dirinya SMSnya diabaikan oleh seorang wanita.

Tingko mengabaikan hpnya dan berfikir sejenak. "Gak usah bro, tuh cewe nanti malah ngelunjak dan jadi sok penting"

"Ngomongin apa sih" tanya Arkam yang baru saja datang. Ia langsung duduk di pojok dan bersandar pada tiang rumah.

Khalil kembali menenteng gitarnya. "Biasa bro masalah cewe"

"Ohh kirain masalah kepentingan negara, tau-taunya cuman masalah cewe" Arkam melihat sekeliling namun tak ditemukannya apa yang ia cari. "Kopi buat aku mana bro?"

Tingko menengok ke samping untuk memastikan "Kopinya sudah habis bro, tuh minum punyaku aja"

Tanpa ragu Arkam menyeruput kopi sisa temannya tersebut. "Nasib cuman dapat sisa, moga-moga nanti kalau dapat cewek bukan sisa orang juga"

"Masih mending dapat sisa bro, coba kalau kamu telat sedikit lagi, yang ada malah ampasnya doang yang akan kau dapati" Tingko menimpali.

"Tringg" hp milik Arkam berbunyi sebuah pesan masuk. Nama Ayu tertera di sana.

Ayu: Met malam kak.
Arkam: Met malam dek, ada apa?
Ayu: Ayu boleh minta tolong gak sama kakak?
Arkam: Emang mau minta tolong apa?
Ayu: Jawab dulu mau apa enggak?
Arkam: Iya deh aku mau? Emang mau minta tolong apa?
Ayu: Kakak punya kartu keanggotaan perpustakaan daerah tidak?
Arkam: Punya.
Ayu: Kalau begitu mau tidak besok nganterin Ayu ke perpusda, soalnya Ayu mau minjam buku buat ngerjain tugas kampus, tapi Ayu belum punya kartu keanggotaan.
Arkam: Kalu besok gak ada kerjaan saya sih mau aja.
Ayu: Makasih kak :D
Arkam: Jam berapaan ke sana?
Ayu: Sekitar jam dua kak. Soalnya kalau pagi Ayu masih ngampus.
Arkam: Ok lah kalau begitu.
Ayu: Ok kak see, you tomorrow <3,

Melihat Arkam yang sibuk berbalas pesan, Khalil menjadi penasaran. Ia mengintip ke layar hp Arkam. "Sms dari siapa sih bro?"

Arkam segera memalingkan layar hpnya, ia sengaja melakukan hal tersebut untuk membuat Arkam penasaran.  "Ini urusan pribadi bro, gak boleh ada orang lain yang tahu" sahut Arkam sok misterius.

Mendengar jawaban sahabatnya, Khalil malah semakin penasaran. Ia merengek seperti anak kecil agar Arkam segera menberitahunya, namun Arkam tak menggubris tingkah konyolnya tersebut.

"Dari Ayu yah?" Tanyanya curiga.

"Bisa jadi"

"Atau dari Rahma?"

"Bisa jadi"

"Atau dari Evi?"

"Bisa jadi"

"Bisa jadi, bisa jadi, bisa jadi. Ya udahlah kalau gak mau ngasi tahu, aku nyerah. Eh ngomong-ngomong kamu punya nomor Evi gak?"

"Gak punya" jawab Arkam.

"Mintain dong sama Rahma"

"Iya bentar, tapi isiin pulsa yah"

"Beres itu bro, tapi kalau aku udah jadian sama salah satu dari mereka"

"Evi, Cewek yang mana lagi tuh?" Tanya Tingko penasaran.

"Cewe dari Barebbo Ko, temannya Rahma" Jawab Khalil.

"Ngapain minta nomornya?"

"Yah buat diajak smsan lah"

"Paling juga nanti gak dibalas-balas ha ha ha" Wahyu tertawa menyindir temannya.

"Yah gak apa-apa yang penting ada usaha bro. Daripada main game COC terus kayak kamu, kapan bisa punya pacar?"

"Jodoh itu urusan Tuhan bro, ngapain juga ngurusun sesuatu yang bukan urusanmu"

"Iya urusan Tuhan, tapi urusan aku juga. Emang kamu fikir Tuhan mau ngurusin orang yang gak mau ngurusin dirinya sendiri?"

"Iya mau lah. Tuhan kan senantiasa dalam kesibukan. Dan aku yakin kok apa yang tercipta untukku pada akhirnya tentu akan menjadi milikku"

"Fikiranmu sempit bro. Coba kamu fikir tuh game kalau gak kamu urusin, bisa gak naik ke level berikutnya?"

"Yah gak bisalah. Ini game kan bukan urusan Tuhan, makanya aku yang urusin" Jawab Tingko tidak mau kalah.

Saat Khalil dan Tingko sedang asyik berdebat, Arkam malah berkirim pesan dengan Rahma.

Arkam: Assalamualaikum dek.
Rahma: Waalaikumsalam kak.
Arkam: Lagi ngapain dek?
Rahma: Gi baring aja kak.
Arkam: Sama siapa?
Rahma: Sendirian kak.
Arkam: Mau aku temenin?
Rahma: Gak usah kak makasih (Lain kali aja kak kalau udah halal)
Arkam: Gak takut bobo sendirian?
Rahma: Enggak lah kak.
Arkam: Enggak kedinginan dek.? (Kok aku terus yang nanya, emangnya aku wartawan apa?)
Rahma: Enggak kok kak, emang kakak kedinginan yah?
Arkam: Iya nih, kayaknya masuk angin gara-gara kehujanan kemarin.
Rahma: Minum obat gih kak biar cepat sembuh.
Arkam: Udah dek, tapi kayaknya obatnya gak mempan.
Rahma: Ke dokter aja kak kalau gitu. (Ke sini aja kalau gitu kak, biar Rahma peluk supaya kakak gak kedinginan lagi)
Arkam: Gak usah, kalau smsan sama adek entar juga sembuh kok.
Rahma: Begitu yah? (Harusnya begitu)
Arkam: Sepertinya begitu.
Rahma: Gombal.
Arkam: Emang adek gak suka digombal
Rahma: Enggak suka (siapa sih cewe yang gak suka digombal)
Arkam: Begitu yah?
Rahma: Sepertinya begitu.
Arkam: Btw adek punya nomor Evi gak?
Rahma: Punya (nih cowok brengsek awal-awalnya aja yang manis, ujung-ujungnya nanyain nomor hp cw lain)
Arkam: Kirim ke no ku yah.
Rahma: Emang buat apa kak (dasar buaya kampung, tadi gombalin Rahma, kemarin minta nomornya Ayu, eh sekarang malah minta nomornya Evi)
Arkam: Enggak buat ngapa-ngapain dek, cuman mau disimpan aja. Siapa tahu suatu saat nanti ada yang penting.
Rahma: Bilang aja kalau mau ngegombalin Evi.
Arkam: Ide yang bagus tuh. Tapi gak usah, nanti adek cemburu.
Rahma:Siapa juga yang cemburu? (Nih orang kok sok banget yah?)
Arkam: Siapa tahu?
Rahma: Siapa tahu apa?
Arkam: Siapa tahu adek masih ada rasa sama aku ha ha ha1000 kali.
Rahma: Enggak ada tuh, kakak aja yang sok pede.
Arkam: Santai aja dek, kakak cuman becanda kok :D
Rahma: Rahma gak suka becanda kayak gituan kak.
Arkam: Iya deh kakak minta maaf kalau begitu. Tapi nomornya Evi jangan lupa dikirimin yah.
Rahma: Iya entar Rahma kirimin.
Arkam: Ok deh dek, makasih sebelumnya. Assalamualaikum.
Rahma: Waalaikum salam.

Bersambung.....
The Mantan bagian 11

Penulis: Salga Saputra

Komentar

Postingan populer dari blog ini

THE MANTAN BAGIAN 12

THE MANTAN BAGIAN 1

THE MANTAN BAGIAN 2