THE MANTAN BAGIAN 11
THE MANTAN
Bagian ke-11
Sekedar Subtitusi
Khalil begitu kecewa Sms yang ia kirim tak dibalas, telpon darinya pun tak diangkat.(Dilarang nyanyi dangdut dalam hati) Entah sudah berapa kali ia melakukan panggilan namun tidak juga mendapat jawaban. Ia berencana pada malam itu akan menghabiskan waktunya dengan berkirim pesan dan telponan dengan Ayu. Namun semua rencananya gagal, harapannya pupus, hatinya penuh dengan kekecewaan. Untuk menepis rasa kecewa di hatinya ia pun kemudian memutuskan mengsms Evi setelah mendapatkan nomor Evi dengan bantuan Arkam. Siapa tahu dengan Evi ia bisa mendapatkan apa yang tidak ia dapatkan dari Ayu. Setidaknya pesannya mendapat balasan.
Dengan ragu ia kembali menulis pesan.
Khalil: Selamat malam dek, gi ngapain? (Kalau Evi pun tidak membalas pesanku, maka hp butut ini akan aku sumbangkan ke mesium)
Beberapa menit kemudian Evi membalas pesannya. Hal itu membuatnya lega, akhirnya hp butut miliknya tidak jadi ia sumbangkan ke mesium.
Evi: Met malam juga. Btw ini dengan siapa yah?
Khalil: Ini dengan orang yang memanjat kelapa kemarin.
Evi: Oh dengan kak Khalil yah?
Khalil: Iya 100 buat adek.
Evi: Hehe gimana nih kabarnya kak?
Khalil: lagi galau nih dek.
Evi: Galau kenapa kak? Diputusin yah.
Khalil: Enggak dek cuman sok galau. Lagian siapa juga mau putusin? Orang gak punya pacar kok.
Evi: Yang bener kakak gak punya pacar?
Khalil: Bener lah dek, saya kan masih poloso gak pintar bohong.
Evi: Mana ada lelaki yang enggak pintar bohong?
Khalil: Adalah dek. Saya inilah contohnya. Kalau adek gak percaya coba tanya aja sama rumput yang bergoyang.
Evi: Iya deh kak Evi percaya.
Khalil: kalau adek sendiri udah punya pacar belum?
Evi: Belum sih kak.
Khalil: Nahh pas banget tuh. Gimana kalau kita saling tolong menolong aja?
Evi: Tolong menolong dalam hal apa kak?
Khalil: Saya tolong adek biar adek dapat pacar, trus adek tolongin kakak biar kakak dapat pacar.
Evi: Gimana caranya kak?
Khalil: Caranya adek jadi pacar aku, trus aku jadi pacar adek. Gimana mau gak?
Evi: Kakak nembak Evi nih ceritanya?
Khalil: Kurang lebih seperti itulah kira-kira.
Evi: Kok cepat banget? Kita kan baru aja kenal.
Khalil: Trus mestinya gimana dong?
Evi: Yah mestinya kakak pdkt dulu beberapa bulan, smsan, telepon, trus kalau udah lumayan akrab baru kemudian nembak Evi.
Khalil: Hmmm panjang juga prosesnya.
Evi: Iyalah kak, kalau mau instant yah pacaran sama mie aja.
Khalil: Tapi aku gak suka mie, aku sukanya yang manis-manis kayak ade.
Evi: Gombalannya udah basi kak, kakak gak punya gombalan yang lain yah?
Khalil: Gombalan terbarunya entar aja kalau adek udah mau jadi pacar kakak.
Evi: Yah bilang aja kalau gak punya.
Khalil: Kalau masalah gombalan gampang dek, yang susah itu bikin adek mau jadi pacarku.
Evi: Emang kakak cinta sama Evi?
Khalil: Yah cintalah?
Evi: Sejak kapan?
Khalil: Sejak pandangan pertama.
Evi: Evi gak percaya sama cinta pandangan pertama.
Khalil: Sejak pandangan ke dua aja kalau gitu.
Evi: Tuh kan ngarang. Gak usah deh kak ngomong cinta-cinta kalau cuman mau main-main.
Khalil: Siapa yang main-main? Saya serius kok.
Evi: Udah deh kak kita temenan aja dulu.
Khalil: Jadi intinya Evi gak mau nih jadi pacar kakak.
Evi: Bukannya gitu kak. Tapi kita kan baru aja kenal. Kakak belum terlalu tahu tentang Evi, dan begitu pun sebaliknya, masa mau langsung pacaran aja? Apa kata dunia? Entar Evi dibilang cewek murahan lagi.
Khalil: Trus intinya apa dong?
Evi: Intinya kita temenan dulu.
Khalil: Sampai kapan?
Evi: Sampai Evi jatuh cinta sama kakak.
Khalil: kalau sampai bertahun-tahun adek gak jatuh cinta juga sama aku, tapi malah jatuh cinta kepada yang lain gimana dong?
Evi: Yah kita temenan aja selamanya kak.
Khalil: Saya sakit hati dong jadinya?
Evi: Tenang aja kak kalau sakit hati, semua penyakit pasti ada obatnya. Jadi kalau sakit hati yah tinggal diobatin aja.
Khalil: Kalau gak sembuh juga gimana dong?
Evi: Bunuh diri aja kak.
Khalil: Sadis. Teganya dirimu dek.
Evi: Kakak sih, mikirnya kejauhan. Udah ah kak, udah larut nih. Evi mau bobo dulu. Assalamu alaikum.
Khalil: Waalaikum salam.
Setelah saling berkirim pesan dengan Evi, kekecewaan yang tadi ia rasakan perlahan sirna. Begitu mudah baginya mengatakan cinta pada Evi, padahal ia pun tidak tahu seberapa besar perasaan sukanya terhadap Evi. Tapi memang, bagi seorang laki-laki amatlah mudah mengatakan cinta pada seseorang wanita yang tidak sungguh ia cintai daripada kepada wanita yang memang benar-benar ia cintai. Aneh namun begitulah kenyataanya.
Untuk saat ini mungkin Evi hanya pelampisan saja, namun kiblat hati tidak ada yang tahu. Hati senantiasa berbolak balik, jadi bisa jadi esok ia akan lebih menyukai Evi daripada Ayu. Lagi pula ketika seorang lelaki tidak menemukan wanita yang ia cintai, maka ia akan mencintai yang ia temukan.
Arkam telah kembali ke rumahnya. Di tempat itu hanya tinggal Khalil dan Wahyu saja. Wahyu seperti biasa masih sibuk dengan game COCnya. Meski tampak sibuk sendiri dengan hpnya namun sebenarnya ia pun menyimak apa yang dibicarakan teman-temannya.
Ketika melihat Khalil tampak senyum-senyum dengan hpnya Wahyu menjadi penasaran dan bertanya "Gimana bro, dibalas nggak?"
"Yah dibalaslah ko. Tak ada rotan akar pun jadi, tak ada Ayu Evi pun jadi." Jawab Khalil sambil tersenyum.
"Jadi Evi cuman pelarian aja?"
"Bukan lah bro"
"Trus apa dong kalau bukan pelarian?"
"Apa yah, arghh entahlah bro. Perjalanan mungkin"
"Gini bro, kalau kamu gak benar-benar suka sama Evi, gak usah mainin dia. Kasian bro."
"Tapi aku suka kok sama dia"
"Diantara Ayu dan Evi kamu lebih suka yang mana"
"Aku lebih suka Ayu sih"
"Gini bro, om Khalil Gibran pernah berkata yang kurang lebih kayak gini: lebih baik kau menunggu orang yang tepat, daripada bersama dengan orang yang tidak benar-benar kau inginkan"
"Alah mau saja kamu dibodohi oleh Khalil Gibran. Sekarang bukan jaman menunggu bro, tapi menjemput bola. Kalau kamu sendiri gimana bro? Apa mau nurut aja sama pilihan orang tua?
"Enggaklah bro. Kalau saya sih masih menunggu orang yang tepat, seseorang dengan kriteria idaman saya"
Khalil mengambil gitarnya dan memetiknya dengan pelan. "Emang cewek idaman kamu yang seperti apa Ko?"
Wahyu menutup gamennya kemudian berangan angan. "Sederhana bro. Aku suka cewek yang gak matre. Tidak munafik. Cantik, gak terlalu cantik pun gak apa-apa yang penting gak ancur-ancur banget mukanya. Dan yang paling penting orangnya pengertian. Mengerti akan hobbyku dan dapat mentoleransinya"
Khalil menghentikan petikan gitarnya kemudian bertanya "Emang belum nemu yah bro, cewek yang seperti itu?"
"Belum bro. Kalau yang cantik sih banyak. Tapi kalau yang pengertian dan tidak munafik kayaknya masih menjadi barang langka."
"Makanya dicari bro, jangan ditunggu aja."
"Ahh males bro. Entar juga datang sendiri"
"Jangan pasrah kayak gitu aja bro. Kita pun harus ikhtiar juga." Khalil menasehati temannya.
"Ya elah bro. Jodoh itu sudah ada yang mengatur. Lagian aku mau fokus dulu"
"Fokus apa, mau fokus cari kerja?"
"Mau fokus main game bro. Kalau gamenya udah tamat baru deh cari jodoh" jawab Wahyu sambil cengengesan.
Bersambung....
The Mantan bagian 12
Penulis: Salga Saputra
Komentar
Posting Komentar