Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

THE MANTAN BAGIAN 15

Gambar
THE MANTAN Bagian ke-15 Kehilangan Jam menunjuukkan pukul 09.05. Arkam sudah bersiap-siap. Hari itu ia diminta ayahnya untuk mengantarnya ke pasar sentral untuk membeli peralatan pertanian. "Sudah siap nak?" Tanya Darwis. "Udah Yah. Ayo langsung berangkat aja" Jawab Arkam. "Beliin bakso yah kak!" Terdengar suara Ulfa dari dalam kamarnya. "Ok dek" Jawab Arkam. Mereka pun kemudian berangkat dengan mengendarai sepeda motor. Arkam mengendarai motornya tidak terlalu cepat. Kecepatannya hanya berkisar 60km/jam. Tepat di sekitar jembatan Corawalie tiba-tiba ada seekor anjing yang menyebrang. Arkam pun segera membanting stir motornya ke arah kanan untuk menghindari anjing tersebut. "Brukkkk" Sebuah mobil Avanta yang berkecepatan tinggi menghantamnya dari belakang. Motornya ambruk, badannya terhempas ke sisi kanan bahu jalan. Sementara itu tubuh ayahnya terlempar ke sisi kiri dan kepalanya tepat mengenai trotoar jalan. Nafasn...

THE MANTAN BAGIAN 14

Gambar
THE MANTAN Bagian ke-14 Makan Bakso Dosen tidak masuk mengajar. Para mahasiswa menjadi sangat bising di dalam kelas. Ada yang bernyanyi sambil memukul meja menjadikan meja itu sebagai drumnya. Ada juga yang berdiri di depan menirukan gaya dosen mereka. Sementara itu Rahma terduduk lesu dipojok ruangan. Ia tampak tidak bersemangat. Ia menatap layar hpnya, membuka fb dan seolah membaca status yang terupdate. Meski demikian ia tidak benar-benar membaca status terbaru yang ditulis teman-teman fbnya. Fikirannya menerawang jauh penuh tanya terhadap seseorang yang sebulan terakhir ini tidak ada kabar beritanya. Semenjak Arkam keluar dari rumah sakit, Rahma tidak pernah lagi bertemu dengannya. Semenjak itu pula HP Arkam tidak pernah diaktifkan sehingga pesan Rahma tidak kunjung mendapat balasan. Benaknya dipenuhi pertanyaan tentang Arkam. "Bagaimana kabarnya sekarang?, apa ia baik-baik saja?" Ia teramat gelisah. Sebelumnya ia tak pernah mengkhawatirkan dan merindukan sese...

THE MANTAN BAGIAN 13

Gambar
THE MANTAN 13 Gengsi Nelfon Duluan Apala pukul 19.00 Di bangku  beranda rumahnya, Khalil termenung sambil memegang gitar akustik. Fikirannya melayang pada suatu peristiwa sore tadi di mana ia melihat Arkam membonceng Ayu. Ada perasaan tak rela di hatinya melihat pemandangan tersebut. Sosok Ayu yang anggun dan pintar bernyanyi adalah sosok yang ia idam-idamkan selama ini. Seringkali ia berkhayal Ayu menyanyikan sebuah lagu dan ia disampingnya mengiringi dengan gitarnya. Namun sepertinya semua khayalan tersebut ia harus kubur dalam-dalam sebab ia tak ingin hanya karena seorang wanita persahabatannya dengan Arkam menjadi retak. Dipetiknya gitanya sambil menyanyikan sebuah lagu : Mengapa oh Tuhan kau berikan perasaan ini Yang tak bisa kupendam kebih lama di dalam hati Walau kutahu dia takkan bisa tempatkan aku di dalam hatinya Kapankah oh Tuhan kau akhiri perasaan ini Karena kutak ingin ada hati yang kan terluka Karena kutahu bahwa ia adalah milik sahabat karibku. (K...

THE MANTAN BAGIAN 12

Gambar
THE MANTAN Bagian ke-12 Ke Perpustakaan Daerah Bone Hari senin, tak ada kegiatan yang berarti. Pada hari itu Arkam tidak ke kampus, ia hanya menghabiskan waktunya tidur-tiduran di kamar. Dinding kamar miliknya putih polos, tidak ada hiasan, photo, atau pun poster yang tergantung di sana. Kamarnya tidak terlalu luas, namun cukup luas bagi seseorang lelaki lajang. "Arkam bangun nak, ini sudah masuk waktu duhur" terdengar suara lelaki paruh baya dari balik pintu. Lelaki paruh baya itu adalah ayah Arkam yang bernama Darwis. Sepeninggal istrinya Darwis kini hanya tinggal bertiga bersama Arkam dan Ulfa. Istrinya meninggal sewaktu melahirkan Ulfa. Kejadian itu menimbulkan luka begitu mendalam di hatinya. Ketika melihat Ulfa maka otomatis ia akan teringat kepada almarhum istrinya. Sebab seperti pinang dibelah dua, wajah, mata, dan rambut Ulfa begitu mirip dengan almarhum istrinya. Karena kecintaannya yang begitu besar terhadap almarhun istrinya, Darwis tidak pernah beranga...

THE MANTAN BAGIAN 11

Gambar
THE MANTAN Bagian ke-11 Sekedar Subtitusi Khalil begitu kecewa  Sms yang ia kirim tak dibalas,  telpon darinya pun tak diangkat.(Dilarang nyanyi dangdut dalam hati) Entah sudah berapa kali ia melakukan panggilan namun tidak juga mendapat jawaban. Ia berencana pada malam itu akan menghabiskan waktunya dengan berkirim pesan dan telponan dengan Ayu. Namun semua rencananya gagal, harapannya pupus, hatinya penuh dengan kekecewaan. Untuk menepis rasa kecewa di hatinya ia pun kemudian memutuskan mengsms Evi setelah mendapatkan nomor Evi dengan bantuan Arkam. Siapa tahu dengan Evi ia bisa mendapatkan  apa yang tidak ia dapatkan dari Ayu. Setidaknya pesannya mendapat balasan. Dengan ragu ia kembali menulis pesan. Khalil: Selamat malam dek, gi ngapain? (Kalau Evi pun tidak membalas pesanku, maka hp butut ini akan aku sumbangkan ke mesium) Beberapa menit kemudian Evi membalas pesannya. Hal itu membuatnya lega, akhirnya hp butut miliknya tidak jadi ia sumbangkan ke mesium...

THE MANTAN BAGIAN 10

Gambar
THE MANTAN Bagian ke-10 Gak Dibales Khalil tampak gusar, pesan yang ia kirim sekitar sejam yang lalu belum juga mendapat balasan. Sesekali ia menengok ke hpnya lalu kemudian kembali memetik gitar akustik miliknya. "Kenapa kamu lil, kok kayaknya gusar banget" Tanya  Tingko Khalil kemudian meletakkan gitarnya. "Nih kok sms yang kukirim sejam yang lalu belum juga dibalas sama Ayu?" Tingko menyeruput kopinya kemudian lanjut berbicara "Sudah kubilang bro, cewek itu kalau udah cantik dikit aja pasti bawaannya sombong dan sok cuek" "Iya sih bro, tapi itu yang bikin mereka menarik" "Menarik apanya? Malah bikin kesel. Muak aku sama cewek sombong" kata Tingko geram. "Menarik lah bro, ada tantangannya. Sama seperti game, kalau gak ada tantangannya malah bikin gamenya gak menarik dan membosankan" Wahyu merogoh koceknya dan mengambil hpnya kemudian membuka aplikasi game COC.  "Bener juga sih, tapi kalau smsmu ga...

THE MANTAN BAGIAN 9

Gambar
THE MANTAN Bagian ke-9 Hujan dan Mantan Jam telah menunjukkan pul 04.20 WITA "Udah sore sekali nih. Kita pulang yah Ma. Bisa kena semprot nanti sama Puang Sompa kalau kita sampai di rumah saat magrib" ajak Anti pada Rahma. "Belum setengah lima pun. Nanti ajalah pulangnya. Atau sekalian bermalam ajalah di sini." Pinta Evi. "Makasih Vi, lain kali aja yah." Ucap Rahma. "Ya udah, kalau gitu bangunin dululah tukang ojek kalian itu" ucap Evi sambil melirik ke arah Arkam dan Khalil yang tengah tertidur pulas di lantai yang beralaskan tikar daun lontar. “Bangunin lah Ma!" Anti melimpahkan tugas berat itu ke Rahma. "Kamu ajalah Nti yang bangunin" "Yah udah kalau gak mau bangunin, kita bermalam di sini aja" Dengan terpaksa Rahma melangkah ke arah dua beruang yang sedang tertidur pulas itu. Perasaan marah dan cemburu ketika melihat Arkam disuapin oleh Ayu belum sepenuhnya hilang dari benaknya. Ia menarik-narik...

THE MANTAN BAGIAN 8

Gambar
THE MANTAN bagian ke-8 Cemburu Tak lama kemudian terdengar bunyi "pruk". Sebuah kelapa jatuh dari atas. Karena saking tingginya, buah yang jatuh menjadi pecah dan airnya muncrat keluar. "Pruk, pruk, pruk" kemudian jatuh lagi beberapa buah. Setelah Khalil menyelesaikan tugasnya, Arkam dan Evi segera memunguti buah yang terjatuh. Peluh memenuhi wajah Khalil. Bukan hanya itu, bajunya bahkan basah akibat kucuran keringat. Entah mengapa peluh-peluh yang bau tersebut soalah menambah pesonanya. Ia memutuskan untuk membuka bajunya karena kepanasan. Terlihat garis-garis merah di dadanya yang putih. Garis merah tersebut adalah akibat gesekan dengan batang pohon" "Tattomu keren bro" ejek Arkam. "Tatto apaan?" tanya Khalil yang tidak menyadari goresan-goresan merah di dadanya. "Tuh" kata Arkam sambil menunjuk ke dada Khalil. "Gak apa-apa bro, ini demi kalian" kata Khalil sok gentle. Dibawanya semua kelapa tersebut...

THE MANTAN BAGIAN 7

Gambar
THE MANTAN bagian ke-7  (bertukar informasi). Di bawah pohon rindang nan teduh, di sanalah Rahma dan kawan-kawan menunggu kedatangan Khalil dan Arkam. Tak berapa lama mereka menunggu, tibalah Arkam dan Khalil dengan mengendarai motor masing-masing. Dari segi penampilan, Arkam dan Khalil tampak begitu berbeda. Arkam kelihatan begitu rapi dengan mengenakan pakaian kemeja hitam yang dipadukan dengan celana kain yang berwarna hitam pula. Sedangkan Khalil tampak santai dengan mengenakan kaos oblong warna putih dipadukan dengan jeans berwarna biru. Meskipun demikian, mereka berdua tak dapat dipungkiri terlihat begitu menawan dengan penampilannya masing-masing. "Tuh mereka udah pada datang" seru Ayu. "Langsung berangkat aja kalau gitu, mumpung belum tengah hari. Kalau tengah hari kan panas, lagian aku tidak mau kulitku jadi hitam hanya karena kelapa muda. Aku nebeng sama Ayu aja, kalau kamu sis terserah mau pilih yang mana diantara mereka berdua. Pilih salah satun...